Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Jumat, 27 Maret 2015

Tujuan Hidup Manusia dalam Perspektif Islam.

Baik disadari atau tidak, akal serta potensi yang dimiliki manusia terbatas kemampuannya. Segala sesuatu yang ada pada bumi dan alam semesta ini, baik kuantitasnya maupun proses waktu yang dijalaninya, terbatas, sesuai dengan kadar yang telah ditentukan oleh penciptanya.
Dalam segala hajatnya manusia hanya dapat mencoba, mempelajari, meneliti, memahami dan memanfaatkan sunnatulloh yang ada pada dirinya dan yang ada pada bumi dan alam semesta. Sunnatulloh tersebut tidak dapat diubah, tidak dapat ditambah dan tidak dapat dikurangi. Karena itu manusia di muka bumi ini hendaknya sadar siapa dia, dari mana dia, dan mau kemana dia. Dia tak dapat berdiri sendiri tanpa mengadakan hubungan dengan sesamanya, dengan alam sekitarnya serta dengan penciptanya. Di dalam membina kehidupan, manusia pun tidak dapat hanya mengandalkan kemampuan akalnya semata, akan tetapi harus ada bimbingan serta petunjuk dari yang menciptakannya. Karena itulah, maka Allah yang maha tahu akan kelemahan yang ada pada diri manusia, memberikan bimbingan agar dalam kehidupannya manusia selalu mengucapkan “Tunjukkanlah kami kepada jalan yang lurus”(QS. Al Fatihah:6).
Bagi mereka yang sadar akan fungsinya serta sadar dari mana dan mau kemana,  tentulah dia akan mengikuti rumusan tujuan hidup yang berasal dari penciptanya. Dia tidak akan keluar dan tidak akan menyimpang dari konsepsi yang di anugerahkan oleh Allah kepadanya semua peralatan yang ada pada dirinya dan semua fasilitas yang ada di bumi diperuntukkan Allah sebagai sarana untuk mencapai tujuan hidup yang hakiki, jika dia mau menyadarinya.
Selanjutnya tujuan hidup manusia harus bertitik tolak dari maksud dan kehendak Allah dalam menciptakan manusia, yaitu bahwa Allah menciptakan manusia tidak mengharapkan sesuatu, karena Allah adalah sumber dari segalanya. Allah tidak membutuhkan apapun dari manusia, akan tetapi sebaliknya manusialah yang benar-benar sangat membutuhkan serta menggantungkan segala kebutuhannya kepada Allah. Oleh sebab itu, maka manusialah yang sangat berkepentingan sekali untuk mendapatkan kasih sayang serta segala petunjuk dan karunia dari Allah. Keperluan manusia yang tanpa di minta sudah di sediakan serta apa yang di minta di kabulkan.
Pemberian atau karunia Allah kepada manusia sudah terlalu banyak serta tidak akan ternilai harganya menurut ukuran manusia. Oleh karena itu maka sepantasnyalah manusia mengharapkan keridhaan Allah atas segala pemberian dan karunia ini.
Jadi singkatnya, tujuan hidup manusia di muka bumi ini tiada lain hanya mengharapkan Ridha Allah saja, atau dengan istilah lain disebut mencari “mardlatillah”, baik dalam nikmat maupun dalam musibah. Karena hanya dengan Ridha-Nya lah kita bisa bertemu dengan Allah.

0 komentar:

Posting Komentar