Pendidikan itu berlangsung selama hidup, maka tujuan akhirnya terdapat pada waktu hidup di dunia ini telah berakhir pula. Tujuan umum yang berbentuk Insan Kamil dengan pola takwa dapat mengalami perubahan naik turun, bertambah dan berkurang dalam perjalanan hidup seseorang. Perasaan, lingkungan dan pengalaman dapat mempengaruhinya. Karena itulah pendidikan itu berlaku selama hidup untuk menumbuhkan, memupuk, mengembangkan, memelihara, dan mempertahankan tujuan pendidikan yang telah dicapai. Orang yang sudah takwa dalam bentuk Insan Kamil, masih perlu mendapatkan pendidikan dalam rangka pengembangan dan penyempurnaan, sekurang-kurangnya pemeliharaan supaya tidak luntur dan berkurang, meskipun pendidikan oleh diri sendiri dan bukan dalam pendidikan formal. Tujuan akhir pendidikan itu dapat dipahami dalam firman Allah yang artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa; dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim (menurut ajaran islam)” (Q.S. Ali Imron:102).
Mati dalam keadaan berserah diri kepada Allah sebagai muslim yang merupakan ujung dari takwa sebagai akhir dari proses hidup jelas berisi kegiatan pendidikan. Inilah akhir dari proses pendidikan itu yang dapat dianggap sebagai tujuan akhirnya. Insan Kamil yang mati dan akan menghadap Tuhannya merupakan tujuan akhir dari proses pendidikan menurut Islam.
Al-Abrasyi merinci tujuan akhir pendidikan islam menjadi:
A. Pembinaan akhlak;
B. Menyiapkan anak didik untuk hidup di dunia dan di akhirat;
C. Penguasaan ilmu;
D. Keterampilan bekerja dalam masyarakat (lihat Al-Abrasyi, 1974:15-18).
Namun bagi Asma Hasan Fahmi (lihat Munir Mursi, 1977:17), tujuan akhir pendidikan islam dapat dirinci sebagai berikut:
a. Tujuan keagamaan;
b. Tujuan pengembangan akal, akhlak;
c. Tujuan pengajaran kebudayaan;
d. Tujuan pembinaan kepribadian.
0 komentar:
Posting Komentar